Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa chikungunya memiliki potensi menjadi epidemi global. Virus ini telah menyebar ke negara-negara seperti Madagaskar, Somalia, dan Kenya, serta mulai menimbulkan epidemi di Asia Tenggara seperti India, Sri Lanka, dan Bangladesh. WHO mendorong semua pihak untuk segera mengambil langkah pencegahan.
Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, menjelaskan lima fakta tentang chikungunya. Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA CHIKV yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nama chikungunya berasal dari bahasa Tanzania Selatan yang berarti rasa sakit hebat, mengacu pada gejala utama penyakit ini. Chikungunya telah tercatat di 119 negara, termasuk Indonesia, dengan ledakan kasus pertama kali terjadi di Thailand pada 1967.
Upaya untuk menurunkan angka demam berdarah dengue (DBD) melalui penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia juga dapat memberikan manfaat dalam menurunkan penyakit yang berkaitan dengan nyamuk tersebut. Melalui penyebaran nyamuk Wolbachia, angka kasus DBD turun, dan hal ini memberikan harapan dalam penanggulangan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
