Tidur bukan sekadar rutinitas melepas lelah, melainkan salah satu cara paling penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Menurut penelitian, tidur memiliki hubungan dengan pencegahan penyakit jantung, menjaga berat badan tetap seimbang, dan memperkuat imunitas tubuh.
Ada beberapa pandangan yang keliru terkait tidur, seperti kepercayaan bahwa lima jam tidur sudah cukup, anggapan bahwa mendengkur tidak berbahaya, atau keyakinan bahwa tidur siang bisa menggantikan waktu tidur yang kurang di malam hari. Namun, pandangan-pandangan tersebut justru bisa merugikan kesehatan seseorang.
Selain durasi tidur, kualitas tidur juga sangat penting untuk kesehatan. Pola tidur yang konsisten, lingkungan tidur yang nyaman, dan kebiasaan sebelum tidur juga turut menentukan seberapa besar manfaat yang bisa dirasakan tubuh.
Para pakar menegaskan pentingnya masyarakat membedakan antara fakta dan mitos terkait tidur. Dengan pemahaman yang benar, risiko gangguan tidur maupun penyakit terkait tidur bisa ditekan.
Salah satu mitos terkait tidur adalah kepercayaan bahwa ada orang yang hanya membutuhkan lima jam tidur. Faktanya, hanya sekitar 1% orang yang bisa berfungsi normal dengan tidur 5-6 jam secara rutin. Profesor psikologi dan ilmu saraf di Baylor University, Michael Scullin, Ph.D., merekomendasikan 7-8 jam tidur untuk kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal. Kekurangan tidur secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah daya ingat. Scullin juga menekankan bahwa meskipun banyak orang merasa baik meski tidur kurang dari tujuh jam, dampaknya bisa menumpuk dan mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Menurutnya, saat orang yang tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam mulai mendapatkan waktu tidur sesuai rekomendasi, kesejahteraan mereka seringkali meningkat.
