Keberadaan kebebasan pers telah menjadi perhatian yang meningkat akhir-akhir ini, terutama setelah terjadi beberapa kasus dugaan kekerasan terhadap wartawan oleh oknum aparat kepolisian. Publik menjadi resah karena peran wartawan sebagai tulang punggung dalam menyampaikan informasi yang penting untuk menjaga transparansi, mengontrol sosial, dan meningkatkan literasi masyarakat.
Untuk mengatasi situasi ini, Mabes Polri mengeluarkan imbauan yang tegas kepada seluruh jajaran kepolisian, mulai dari tingkat Polda hingga Polsek, untuk melindungi wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik di lapangan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menekankan pentingnya menghormati dan melindungi profesi wartawan.
Imbauan tersebut menjadi sorotan setelah dua kasus dugaan kekerasan terhadap wartawan terjadi dalam sepekan terakhir. Kasus pertama terjadi saat awak media meliput sidak Kementerian Lingkungan Hidup di Kabupaten Serang, di mana sejumlah jurnalis dan petugas humas KLH diduga mengalami kekerasan. Penyidikan menetapkan seorang anggota Brimob sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kasus kedua terjadi ketika seorang jurnalis foto ANTARA menjadi korban pemukulan oleh oknum polisi saat meliput aksi demonstrasi di Jakarta Pusat. Peristiwa ini mendapat perhatian serius dari Kapolda Metro Jaya yang menginstruksikan jajarannya untuk lebih sigap dalam melindungi wartawan di lapangan, terutama dalam situasi aksi demonstrasi.
Dengan adanya respons yang cepat dari pihak kepolisian terhadap kasus-kasus kekerasan tersebut, diharapkan kebebasan pers dan perlindungan terhadap wartawan di lapangan dapat terjamin. Wartawan memegang peran penting dalam memastikan transparansi kinerja negara dan kebebasan pers adalah salah satu pilar demokrasi yang harus dijaga.
