Seorang Guru Besar dari Universitas Negeri Makassar, Harris Arthur Hedar, mengungkapkan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto atas langkah-langkah nyata dalam mendirikan sekolah rakyat di berbagai daerah Indonesia. Program ini tidak hanya dirancang untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan masalah putus sekolah, tetapi juga bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan. Dengan model pendidikan holistik, sekolah dengan fasilitas asrama untuk anak-anak miskin dan putus sekolah diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup melalui penyediaan akomodasi dan nutrisi yang layak.
Menurut Harris, program ini memiliki implikasi yang luas, termasuk peningkatan kualitas hidup, pembinaan karakter, dan penciptaan individu yang lebih sehat dan berdaya saing. Selain itu, Harris juga menekankan bahwa seluruh program Presiden Prabowo, seperti sekolah rakyat dan program makanan bergizi gratis, bertujuan untuk membangun ketahanan nasional dengan fokus utama pada pembangunan sumber daya manusia.
Dengan konsistensi dalam pelaksanaan program ini, Harris optimistis bahwa Indonesia akan mencapai peta jalan menuju Indonesia Maju, terutama jika program ini dapat menjangkau daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Konsep sekolah rakyat yang dihidupkan kembali oleh Presiden Prabowo dipandang sebagai langkah strategis dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan kemiskinan ekstrem. Transformasi ini diharapkan dapat menciptakan generasi baru Indonesia yang lebih sehat, berpendidikan, dan berdaya saing global.
Dengan demikian, sekolah rakyat bukan hanya tempat belajar, tetapi juga merupakan instrumen negara untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang tertinggal di belakang karena faktor ekonomi. Para akademisi dan praktisi melihat langkah ini sebagai solusi yang dapat membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
