Seiring masuknya zaman modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah cara manusia mengontrol kesuburan mereka. Dari mengandalkan ramuan alami dan metode tradisional, abad ke-19 hingga abad ke-21 menjadi saksi lahirnya berbagai inovasi kontrasepsi yang lebih aman, efektif, dan mudah diakses. Perjalanan ini dimulai pada tahun 1844 ketika Charles Goodyear menemukan teknik vulkanisasi karet yang kemudian melahirkan kondom modern—lebih elastis, kuat, dan terjangkau. Akan tetapi, kemajuan ini sempat terhambat oleh larangan penjualan dan distribusi alat kontrasepsi di Amerika Serikat yang diatur dalam Comstock Act pada tahun 1873.
Berlanjut ke abad ke-20, inovasi terus berkembang. Mulai dari pil KB sintetis berbasis progesteron yang ditemukan oleh Richard Richter pada 1909 hingga diperkenalkannya IUD berbentuk huruf T oleh dokter Jerman Ernst Gräfenberg pada tahun 1928. Loncatan besar terjadi pada 1951 ketika duo ilmuwan Gregory Pincus dan John Rock meneliti penggunaan hormon estrogen dan progesteron untuk mengendalikan siklus menstruasi, yang kemudian melahirkan pil KB pertama yang disetujui FDA pada tahun 1960.
Pada era modern, kontrasepsi tidak lagi hanya sebatas pil atau kondom. Pilihan kontrasepsi semakin beragam dengan hadirnya kondom wanita, Viagra untuk disfungsi ereksi pria, pil darurat Plan B, dan berbagai metode lainnya. Bahkan, kemajuan teknologi membawa aplikasi digital yang membantu perempuan memantau siklus menstruasi dan merencanakan kehamilan atau mencegahnya. Melalui inovasi-inovasi ini, setiap pasangan memiliki pilihan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, kenyamanan, dan gaya hidup mereka. Dari sejarah panjang kontrasepsi hingga inovasi teknologi saat ini, terlihat bahwa manusia selalu berupaya untuk mengendalikan hidup mereka dengan lebih baik dan menyadari bahwa kesehatan reproduksi adalah hak setiap individu dengan harapan agar setiap keluarga dapat merencanakan masa depan mereka secara lebih sehat, aman, dan terkendali.