Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Larantuka, Romo Bernardus Belawa Wara, mengungkapkan bahwa fenomena fatherless (ketiadaan figur ayah) merupakan luka serius bagi keluarga. Ia menyatakan bahwa anak yang tidak mendapat bimbingan dari ayah cenderung kehilangan arah, mengalami kecemasan, depresi, serta menghadapi krisis moral dan iman. Romo Ben menekankan pentingnya peran ayah sebagai panggilan seumur hidup, bukan hanya dalam dimensi fisik namun juga dengan memberikan teladan, doa, serta kasih kepada anak-anaknya. Di era digital dan Society 5.0 saat ini, peran ayah juga diperlukan dalam dunia anak-anak, baik secara nyata maupun digital. Kehadiran, kefokusan, dan kebersamaan antara ayah dan anak dianggap sangat penting, seperti yang disampaikan dalam Bimbingan Teknis Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) Berbasis Agama Katolik. Kegiatan ini diadakan Direktorat Bina Ketahanan Remaja Kemendukbangga/BKKBN bekerja sama dengan Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, diikuti oleh 250 penyuluh dan tokoh agama Katolik. Tujuannya adalah untuk memperkuat pemahaman akan peran ayah dalam keluarga Katolik. Selain itu, hadir pula Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Dr. Faizal Fahmi, M. Kes, dan Plt. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, H. Ishak Sulaiman, S.Ag yang menegaskan bahwa kehadiran ayah adalah kunci keseimbangan keluarga, teladan kasih Allah, serta panggilan iman yang penting bagi Gereja Katolik.


