Selain kriteria diagnosis yang ketat, pemeriksaan kesehatan jemaah haji kini mencakup asesmen kognitif, mental, dan aktivitas, terutama bagi lansia. Hal ini untuk memastikan kemampuan fisik dan mental mereka dalam menjalankan ibadah haji yang menuntut kondisi prima.
Proses penentuan istitha’ah pada penyelenggaraan haji tahun 2024 dilakukan secara komputerisasi. Sistem ini tidak hanya menampilkan hasil penilaian akhir tetapi juga penilaian pada setiap tahapan pemeriksaan, seperti anamnesis, tes kognitif, mental, dan kemampuan aktivitas.
“Setiap tahap pemeriksaan diberikan nilai. Misalnya, kemampuan ke kamar mandi dinilai 1 sampai 5. Hasil penilaian ini digunakan aplikasi untuk menentukan apakah jemaah layak terbang,” jelas Liliek.
Dengan sistem ini, diharapkan hasil pemeriksaan kesehatan menjadi lebih objektif. Inovasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa jemaah yang berangkat benar-benar sehat dan layak terbang.