Kamis, 30 Mei 2024 – 00:06 WIB
Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di kota Ambon, Provinsi Maluku menjadi korban perundungan atau bullying. Siswi SD inisial SN itu dibully oleh kakak kelasnya inisial KS (12). Korban dibully dengan diintimidasi lalu dianiaya.
Aksi perundungan yang menimpa anak 11 tahun itu sempat viral setelah videonya beredar luas di berbagai platform media sosial. Dari rekaman video amatir yang beredar, pelaku begitu emosi ketika intimidasi korban. Pelaku tampak mencekik leher dan menampar wajah serta bagian belakang kepala korban dengan kepalan tangannya. Biadabnya lagi, anak yang masih di bawah umur itu mengancam akan membunuh korban.
“Ironisnya, dalam video itu tidak ada satu pun guru atau siswa yang menghentikan aksi bejat pelaku. Tampak para siswa yang menyaksikan kejadian itu hanya menonton pelaku melancarkan aksinya dan tidak berusaha menghentikan tindakan pelaku. Paranya lagi, para siswa yang lain hanya sibuk mengabadikan setiap momen aksi pelaku terhadap korban dengan kamera handphone.”
Menurut informasi, ternyata pelaku merupakan kakak kelas dari korban. Pelaku siswi kelas 6 sedangkan korban kelas 5 di SD Negeri 91 Waiheru, Ambon. Aksi tidak terpuji pelaku berlangsung di ruang kelas dan disaksikan sejumlah siswa sekolah tersebut.
Kepala SD 91 Waiheru, Komala Mumin mengatakan bahwa aksi perundungan tersebut benar terjadi di sekolahnya. Aksi kekerasan itu, kata dia, terjadi saat para siswa usai mengikuti ujian di sekolah pada Selasa 28 Mei 2024 kemarin sekitar pukul 11.00 WIT.
Komala mengaku jika dirinya saat kejadian tidak berada di sekolah karena sedang mengikuti acara pelepasan jemaah haji di Gedung Azhari, Ambon.
Komala menyebut jika dirinya belum mengetahui pasti penyebab masalah hingga pelaku tega menganiaya korban. Sehingga, dia pun segera menangani kasus tersebut bersama Dinas Pendidikan dengan menghadirkan kedua orang tua antara pelaku dan korban agar kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Semoga kedua belah pihak korban maupun pelaku mendapat titik temu agar bisa menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Jujur saya kecewa dengan kejadian ini. Dan jangan sampai kita mendamaikan tapi nanti terjadi lagi dan terjadi lagi.”