30 C
Jakarta
Monday, November 18, 2024
HomeBeritaPemerintah Siap Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 Selama Libur Nataru Tahun 2024

Pemerintah Siap Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 Selama Libur Nataru Tahun 2024

Pemerintah Siap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan penyebaran Covid-19 yang kini sedang meningkat kembali turut menjadi perhatian pemerintah dalam menyiapkan skenario tersebut.

“Akan menjadi perhatian kita juga selama Nataru ini penyebaran Covid-19. Tapi insyaallah tidak akan sampai kembali ke suasana pandemi, karena ini memang endemi dan sudah kita antisipasi. Sudah kita perkirakan sebelumnya, Covid-19 ini tidak akan hilang begitu saja,” kata Muhadjir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Dia mengungkapkan, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), puncak arus libur Natal 2023 diprediksi akan terjadi pada 22-23 Desember 2023. Kemudian puncak arus balik akan terjadi tanggal 26-27 Desember 2023. Sedangkan puncak arus libur Tahun Baru diprediksi akan terjadi pada 23-30 Desember 2023 dan puncak arus baliknya akan terjadi pada 1-2 Januari 2024.

“Berdasarkan survei dari Kemenhub diperkirakan jumlah yang akan melakukan pergerakan itu ada 107,63 juta orang. Kemudian ini ada peningkatan berarti ada peningkatan sekitar 143 persen dari tahun 2022-2023,” jelas dia.

Muhadjir menyampaikan, melihat data-data tersebut maka akhir tahun nanti akan ada pergerakan yang luar biasa banyak selama libur Nataru. Sebab itu, pemerintah juga sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya yang dia sebutkan adalah memberikan imbauan kepada masyarakat yang berlibur untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Termasuk imbauan kepada para perjalan baik itu darat, udara, maupun laut supaya tetap mematuhi protokol kesehatan yang selama ini sudah dilakukan,” kata dia.

Menjelang liburan akhir tahun, kasus Covid-19 kembali meningkat. Itu tidak hanya terjadi di Singapura, tetapi juga di Indonesia. Di tengah lonjakan kasus, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan vaksinasi booster memang perlu dilakukan lagi. Terlebih, vaksinasi booster yang dilakukan di Indonesia masih dinilai rendah.

Menurut data yang dibagikan, capaian vaksin dosis satu, berhasil mencapai 86,88 persen, sementara dosis 2 74,56 persen. Namun, angka tersebut terus mengecil untuk vaksin booster. Pada awal 2-8 Oktober terjadi 65 kasus sementara pada 20-26 November terjadi 151 kasus, lebih dari dua kali lipat.

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER