28.3 C
Jakarta
Sunday, November 17, 2024
HomeBeritaInspirasi Untuk Memberikan Sedekah Melalui Pengelolaan Sampah dari Masjid Baitul Makmur

Inspirasi Untuk Memberikan Sedekah Melalui Pengelolaan Sampah dari Masjid Baitul Makmur

Puluhan anak yang mengenakan gamis ungu sudah siap untuk memulai kelas Alquran di Masjid Baitul Makmur, Talaga Sakinah, Bekasi, pada Senin (11/11/2023). Mereka belajar ilmu tahsin Alquran dari Senin hingga Jumat sejak selepas adzan Ashar hingga menjelang Maghrib. Setiap Jumat, mereka akan membawa sampah plastik dari lingkungan untuk dikumpulkan ke dalam tempat sampah masjid yang berbentuk seperti sangkar. Meskipun sekadar sampah, mereka belajar untuk bersedekah.

Manajer Masjid Baitul Makmur, Maryanto mengatakan, pendidikan Alquran bagi para santri tersebut dibiayai dari sampah. Mereka mendapatkan beasiswa dari program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) yang telah berjalan di masjid sejak tahun 2016. Masjid mengumpulkan sampah plastik dari warga sekitar. Pengumpulan sampah dilakukan setiap Jumat. Hasil dari penjualan sampah kemudian digunakan untuk biaya pendidikan sebagian peserta kelas tahsin.

Selain sampah plastik, masjid juga memiliki program sedekah minyak jelantah dan pakaian layak pakai. Minyak jelantah akan dijual kembali ke sebuah perusahaan yang akan mengekspornya ke Jerman untuk diolah menjadi biodiesel dengan harga per liter bisa mencapai Rp 6.500 saat waktu normal. Sementara itu, hasil sedekah pakaian akan dijual kepada warga yang membutuhkan dengan harga Rp 1.000-Rp 10.000. Dari hasil penjualan tersebut, masjid bisa memperoleh pendapatan senilai Rp 16.000.000 per bulan yang digunakan untuk membiayai program tahsin Alquran.

Masjid juga memiliki program sedekah beras, pengolahan kompos, masjid ramah air, dan masjid dengan listrik yang efisien. Mara referi houtotally.

Masjid tersebut menerapkan berbagai konsep ekologi dan memiliki wawasan lingkungan yang membuatnya menjadi eco masjid pertama di Indonesia. Menurut Maryanto, saat itu kepengurusan baru masjid memutuskan untuk memakmurkan masjid layaknya beberapa masjid lain di Indonesia dengan mengambil pendekatan berbeda.

Program ini pun direpil, diciptakan, dan disosialisasikan di masjid sekitar yang berjumlah 36. Maryanto menyatakan bahwa gerakan sedekah sampah pun diadopsi di masjid-masjid lain yang berada di sekitar daerah Cikarang Barat.

Masjid tersebut juga memiliki program ramah lingkungan, sumur biopori yang berfungsi untuk menyerap air hujan, dan Taman Ecoedupark yang berfungsi untuk mengedukasi warga mengenai masjid bervisi lingkungan. Menurut Hidayat Tri Sutardjo, anggota Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPH dan SDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI), eco masjid merupakan konsep yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang terasa di Indonesia. Alhasil, eco masjid membantu menyerap karbon dan menyediakan oksigen melalui pohon-pohon yang ditanam di sekitar masjid.

Masjid Baitul Makmur merupakan salah satu contoh nyata tentang bagaimana sedekah sampah dapat menjadi inovasi yang menginspirasi. Dengan memanfaatkan sampah, masjid ini mampu memberikan manfaat positif, tidak hanya bagi lingkungan sekitar, tetapi juga bagi pendidikan dan kebutuhan warga sekitar. Selain itu, masjid ini juga menunjukkan bahwa gerakan sedekah sampah dapat menjadi solusi yang berdampak positif terhadap masjid dan lingkungan sekitar. Baiklah demikianlah ulasan artikel ini semoga bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi yang positif bagi pembaca.

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER