Prabowo Subianto menggambarkan dalam bukunya, “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto,” bahwa seorang pemimpin besar harus memiliki tiga hal: pemikiran yang cemerlang, fisik yang kuat, dan sikap yang teguh. Prabowo Subianto juga menyatakan bahwa Umar bin Khattab memiliki semua ini, namun yang membuatnya inspirasional adalah kemanusiaan yang ditunjukkan olehnya.
Umar bin Khattab lahir dan tumbuh di dataran dekat Mekah dari latar belakang yang sederhana. Meskipun demikian, kepemimpinan Umar sudah terlihat sejak usia dini. Ia memiliki fisik yang kuat, menguasai seni bela diri, gulat, dan menunggang kuda. Umar juga dikenal sebagai seorang orator berbakat dan sering menjadi juru tengah dalam perselisihan antara suku-suku tetangga.
Pada awalnya, Umar menolak Islam, namun setelah memeluk agama tersebut, ia menjadi pengikut Nabi Muhammad yang sangat setia. Umar juga dikenang sebagai arsitek kekhalifahan yang terbentuk setelah Nabi Muhammad meninggal pada tahun 632 M. Dia menjadi khalifah ketiga dan berhasil memenangi hati rakyat dengan keterampilan pidatonya yang baik.
Umar juga dikenal sebagai seorang ahli hukum yang hebat dengan sifat yang saleh dan adil. Dia memulai proses kodifikasi hukum Islam dan menerapkan kode etik yang ketat untuk pejabat negara. Khalifah Umar menolak untuk mempromosikan siapa pun yang terkait dengannya ke posisi otoritas, bahkan walau mereka memenuhi syarat.
Prabowo Subianto menegaskan bahwa Umar bin Khattab adalah contoh yang menjelaskan bahwa seorang pemimpin besar harus memiliki tiga hal: pemikiran yang cemerlang, fisik yang kuat, dan sikap yang teguh. Namun, yang membuat Umar inspirasional adalah kemanusiaan yang ditunjukkannya dan kebajikan yang menjadi cara hidupnya.