28.7 C
Jakarta
Wednesday, November 6, 2024
HomeBeritaBerita Palsu: Ketua BEM UGM Difitnah Di-DO dan Dituduh Anak Caleg karena...

Berita Palsu: Ketua BEM UGM Difitnah Di-DO dan Dituduh Anak Caleg karena IPK Rendah

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor mencetuskan bahwa banyak informasi bohong (hoaks) yang beredar terkait dirinya setelah mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritikan tersebut diungkapkan dalam diskusi publik dan mimbar bebas ‘Rezim Monarki Sang Alumni Amblesnya Demokrasi Ambruknya Konstitusi dan Kokohnya Politik Dinasti’. Pada diskusi tersebut terpasang baliho dengan wajah Jokowi yang bertuliskan ‘BEM KM UGM Presents: Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo’.

Diskusi tersebut digelar sebagai bentuk kritik terhadap buruknya kualitas demokrasi, penegakkan konstitusi, serta isu praktik politik dinasti di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.

Gielbran menyebut bahwa beredar hoaks yang menyatakan bahwa ia dikeluarkan (drop out) dari kampus, dan memiliki IPK rendah. Namun, Gielbran membantah bahwa semua isu tersebut tidak benar.

“Beberapa isu yang beredar di luar sana tidak benar adanya. Termasuk isu bahwa saya sebagai ketua BEM-KM UGM di DO,” ujar Gielbran di Kopi Lembah UGM, Sleman, DIY, Kamis (21/12/2023).

Gielbran menjelaskan bahwa ia masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif di UGM dan tidak pernah dipanggil oleh wakil rektor terkait diskusi yang dilaksanakan pada 8 Desember 2023.

Selain itu, isu bahwa IPK-nya 2,2 juga tidak benar. Gielbran menegaskan bahwa IPK-nya 3,68, jauh di atas angka tersebut.

Gielbran juga membantah tudingan bahwa ia adalah anak calon legislatif (caleg). Ia menegaskan bahwa kedua orang tuanya merupakan guru di salah satu kota di Jawa Tengah, dan berstatus sebagai PNS.

“Sempat ada isu bahwa orang tua saya mendaftarkan diri sebagai caleg di salah satu partai. Perlu diketahui, bapak dan ibu saya adalah guru di salah satu kota di Jawa Tengah, dan berstatus sebagai PNS. Jadi tidak mungkin terafiliasi dengan partai, anggota partai, atau bahkan ikut dalam Pemilu 2024,” jelas Gielbran.

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER