Liputan6.com, Jakarta – Kemajuan teknologi dalam penanganan nyeri punggung bawah kini memungkinkan prosedur yang lebih minim invasif, tanpa perlu operasi terbuka seperti metode tradisional. Kini, dengan hanya sayatan kecil, proses pemulihan menjadi lebih cepat, serta risiko morbiditas dapat dicegah atau diminimalkan.
Nyeri punggung bawah, atau yang dikenal sebagai low back pain (LBP), sering kali membuat penderitanya kesulitan bergerak, sehingga mengganggu aktivitas harian dan menurunkan produktivitas. Banyak penderita LBP yang akhirnya berkonsultasi dengan dokter untuk mencari solusi efektif.
Low Back Pain Sakitnya Dimana?
Low back pain umumnya muncul dari masalah di area punggung bawah, termasuk tulang belakang, otot, saraf, dan struktur lain di sekitarnya. Salah satu penyebab utama LBP berkepanjangan adalah degenerasi diskus intervertebralis, terutama pada segmen lumbal.
Diskus intervertebralis adalah bantalan yang terletak di antara ruas tulang belakang. Ketika diskus mengalami kerusakan, dia dapat membengkak atau menonjol, menekan saraf tulang belakang, dan menyebabkan nyeri, yang dikenal sebagai saraf kejepit.
Penonjolan bantalan tulang belakang ini, atau herniasi, memiliki beberapa istilah medis seperti herniated disc, slipped disc, bulging disc, atau herniated nucleus pulposus (HNP). Penyebabnya bisa beragam, mulai dari beban berlebih akibat aktivitas fisik, cedera tulang belakang, usia, hingga peradangan.