Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 secara satu putaran adalah mustahil. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan kekalahan ketiga calon presiden (capres) dan hanya dua capres yang memiliki peluang masuk ke putaran kedua.
Emrus mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada lembaga survei yang merilis elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memenuhi syarat minimal untuk memenangi pilpres, yaitu meraih suara lebih dari 50 persen atau 50 persen plus satu. Klaim dari Gerakan Satu Putaran (GSP) yang menyebut pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memiliki peluang 70 persen untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran dianggap sulit terwujud jika merujuk pada teori probabilitas yang menjadi landasan survei.
Emrus mencontohkan hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Litbang Kompas yang menempatkan elektabilitas pasangan capres-cawapres di angka yang jauh dari 50 persen. Oleh karena itu, Emrus berharap agar para pengamat politik atau politisi tidak memaksakan narasi satu putaran dalam Pilpres 2024. Emrus juga menyoroti adanya pemilih yang masih belum memutuskan pilihan mereka, yang disebut sebagai undecided voters atau swing voters.