Jakarta – Pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden nomor urut 2 sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto disebut sebagai tanda kepanikan. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Prabowo Gibran membantah tudingan tersebut.
Pertemuan Jokowi dan Prabowo berlangsung di sebuah restoran pada Jumat malam, 5 Januari 2024. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai bahwa tanda-tanda kepanikan mulai terlihat.
“Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, kepada wartawan mengatakan bahwa dari sudut pandang pendukung perubahan, tanda-tanda kepanikan sudah sangat terlihat sehingga terlihat sesuatu yang seharusnya disembunyikan,” ujarnya.
Jazilul tidak mempermasalahkan pertemuan empat mata dan makan malam tersebut. Dia menyebut semangat perubahan masyarakat semakin meluas dan sulit untuk dibendung.
“Boleh saja Presiden dan Pak Prabowo makan malam setiap hari. Namun, saya yakin bahwa rakyat semakin cerdas dan berharap agar perubahan segera terwujud,” katanya.
“Bagi tim AMIN (Anies-Muhaimin) cukup makan malam bersama rakyat biasa di warteg, warung Padang, pecel lele, dan masakan Sunda,” tambahnya.
Selain itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Silfester Matutina juga menepis tudingan tersebut. Menurutnya, pembicaraan yang dilakukan Jokowi dan Prabowo saat itu bersifat ringan namun menunjukkan bahwa Jokowi memberikan dukungan kepada Prabowo dalam Pilpres 2024.
“Jika pembicaraan ringan seputar masakan Nusantara, bukan pembicaraan serius, karena jika pembicaraan serius biasanya dibicarakan dalam rapat kabinet. Namun, makan malam itu menunjukkan dukungan 100% dari Pak Jokowi kepada Pak Prabowo,” kata Silfester kepada wartawan.
Silfester membantah pernyataan pihak Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang menganggap momen pertemuan itu diumumkan ke publik sebagai tanda kepanikan. Dia menyebut bahwa pasangan Prabowo-Gibran saat itu unggul dalam banyak survei.
“Tidak ada kepanikan yang dirasakan oleh Pak Jokowi, Pak Prabowo, Mas Gibran dan pendukungnya. Prabowo-Gibran saat ini lagi senang merajai semua survei dan dukungan masyarakat bagi mereka tinggi di seluruh Indonesia,” katanya.
Silfester juga menjelaskan bahwa suasana makan malam Jokowi dan Prabowo cenderung santai dan penuh kegembiraan. Suasana tersebut, menurutnya, jauh dari kepanikan seperti yang disebutkan pihak AMIN.
“Makan malam berdua dalam suasana yang santai dan penuh kegembiraan. Itu menunjukkan keakraban dan silaturahmi. Orang yang panik tidak akan makan malam dengan suasana gembira. Lagi pula, saat ini yang sebenarnya patut dicurigai adalah Tim AMIN yang tengah dilanda kepanikan karena surveinya buruk dan terjadi perpecahan dalam tim kampanyenya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di detik.com