Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan para pelaut, terutama nelayan dan kapal tongkang, untuk waspada terhadap gelombang tinggi mencapai 2,5 meter di Perairan Banten Selatan, Samudra Hindia Selatan Banten, dan Selat Sunda bagian Selatan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang, Tatang Rusmana, di Serang, Banten, pada Ahad (7/1/2023), mengatakan bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan terkait keselamatan pelaut yang melintasi wilayah tersebut. Gelombang di perairan tersebut berkisar antara 1,2 hingga 2,5 meter (sedang) dan berlaku mulai tanggal 7 hingga 8 Januari 2024. Oleh karena itu, BMKG mengeluarkan peringatan agar para pelaut meningkatkan kewaspadaan guna menghindari kecelakaan laut.
Cuaca di perairan Banten saat ini cukup buruk, sehingga berisiko tinggi bagi keselamatan nelayan dan kapal tongkang. Oleh karena itu, BMKG meminta para pelaut yang melintasi pantai Anyer, Carita, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Sumur, dan Ujung Kulon di pesisir Selat Sunda bagian selatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Hal yang sama juga berlaku bagi para pelaut di pesisir Kabupaten Lebak, mulai dari Pantai Binuangeun, Tanjung Panto, Sukahujan, Panggarangan, Cihara, Bayah, Pulomanuk, dan Sawarna. Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Banten, Adil Triyanto, mengatakan bahwa tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran untuk mencari korban nelayan yang terseret gelombang di Pantai Tanjung Panto Kabupaten Lebak atas nama Ahmid (28).
Korban tersebut mengalami kecelakaan laut pada Sabtu (6/1/2024) ketika mencari gurita di sekitar Perairan Tanjung Panto dengan menggunakan ban yang tiba-tiba terseret gelombang tinggi dan terbawa arus laut, sehingga terlepas dari ban dan hilang. Basarnas berharap dapat menemukan korban tersebut dalam pencarian hari kedua.
