Pada Jumat, 6 Desember 2024, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengunjungi lokasi bencana di Sukabumi. Setelah melihat kondisi di Gunung Lewotobi Laki-Laki, Suharyanto segera melanjutkan perjalanan ke Sukabumi untuk memastikan penanganan darurat berjalan dengan optimal. Data sementara per 6 Desember 2024 mencatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak lima orang, dengan empat korban berasal dari Kecamatan Simpenan dan satu dari Kecamatan Ciemas. Selain korban jiwa, tujuh orang masih dilaporkan sebagai korban hilang.
Untuk menangani situasi korban yang masih hilang, Suharyanto meminta tim SAR gabungan untuk meningkatkan upaya operasi pencarian. Operasi pencarian memiliki periode penting selama tujuh hari, dan apabila tidak ada perkembangan, pemerintah daerah dan tim SAR gabungan akan berkoordinasi dengan ahli waris korban. Selain itu, pembangunan jembatan darurat bailey juga sedang dilakukan untuk membuka akses warga terdampak.
Bencana di Sukabumi disebabkan oleh cuaca ekstrem pada tanggal 3-4 Desember 2024, yang memicu banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah di beberapa wilayah. Menurut laporan BNPB, banjir melanda tujuh wilayah dan tanah longsor terjadi di 14 titik, dengan dampak terbesar di Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Warungkiara. Suharyanto juga menekankan pentingnya kerjasama antara pihak terkait dalam penanganan bencana ini.
