Ketua Umum DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim menolak pernyataan penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal sebagai Gus Miftah yang menyebut PKS identik dengan kelompok wahabi karena menggunakan dakwah dengan sifat menakut-nakuti. Mufti menganggap cara tafsir ayat yang dilakukan oleh Gus Miftah tidak sesuai dan dapat mengganggu persatuan umat.
“Cara tafsir Gus Miftah yang tidak sesuai kaidah keilmuan pesantren yang saya permasalahkan. Ini tidak baik secara ilmiah dan bahaya secara sosial. Bisa mengganggu persatuan umat,” ungkap Mufti kepada Republika, Rabu (17/1/2024).
Berdasarkan video yang diunggah oleh akun ‘MIN SERVIS’ di Youtube, Gus Miftah berceramah di depan jamaah di Lampung. Di hadapan para jamaah dan Gubernur Lampung, Ketua MUI, Menteri Perdagangan, serta berbagai pihak lainnya, Gus Miftah mengungkapkan dua tugas nabi Muhammad SAW dalam berdakwah berdasarkan ayat yang dia ucapkan. Dia mengatakan, ada dua cara yaitu dengan cara menyenangkan dan menakut-nakuti.
Gus Miftah pun menyatakan, dakwah ala Nahdlatul Ulama (NU) adalah dakwah yang menyenangkan. Sementara dakwah yang memperingatkan atau menakut-nakuti identik dengan kelompok Wahabi. Dia pun menambahkan, di Indonesia, kelompok Wahabi identik dengan partai politik PKS atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Itu mengenai tugas para rasul pada ayat 48 surat Al An’aam. Cara tafsir ayat (Gus Miftah) yang ngawur dan bisa menyesatkan,” terang Mufti.
Sebab itu, dia mengunggah video di Instagram berupa tantangan kepada Gus Miftah untuk ngaji bareng membahas tafsir ayat tersebut. Dia menantang Gus Miftah untuk membahas tafsir tersebut di hadapan para pimpinan dan ulama di Lampung karena ceramah yang dia sampaikan sebelumnya diucapkan di depan mereka semua.
“Mari kita ngaji bareng. Gus Miftah yang salah atau saya yang salah memahami. Karena PKS tidak seperti itu. Ini tantangan saya untuk Gus Miftah,” ucap Mufti dalam video itu, setelah dikonfirmasi.
Sementara itu, menyikapi ucapan yang mengidentikkan PKS dengan kelompok Wahabi, Mufti menyatakan hal itu jauh dari fakta. Menurut dia, PKS mengusung nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. “Jauh dari fakta yang ada. PKS mengusung nilai Islam rahmatan lil alamin,” jelas dia.