Greenpeace Indonesia mengkritik janji calon Wakil Presiden nomor 2, Gibran Rakabuming Raka, untuk menciptakan 5 juta lapangan kerja hijau melalui industri hulu.
“Arie menyatakan bahwa berbahaya bagi orang-orang untuk percaya bahwa lapangan kerja hijau dapat diciptakan melalui program hulu karena ini memperpanjang ekstraktivisme, yang merupakan akar penyebab krisis iklim.
Ekstraktivisme adalah sebuah ideology di mana suatu negara sangat bergantung pada sektor pertambangan dan ekspor turunannya sebagai pendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Arie menjelaskan bahwa sebenarnya, pekerjaan hijau adalah pekerjaan yang mengurangi dampak lingkungan dengan membawa perusahaan dan sektor ekonomi ke tingkat yang berkelanjutan.
“Sementara itu, program hulu yang dirujuk Gibran termasuk kegiatan ekstraktif, seperti nikel dan biofuel, yang masih merusak alam,” katanya. “Ini bertentangan dengan pekerjaan hijau.”
Dia melanjutkan untuk mengusulkan bahwa pekerjaan hijau setidaknya harus menjadi pekerjaan yang membantu melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati, mengurangi energi kotor dengan tingkat efisiensi yang tinggi, dan yang terkait dengan dekarbonisasi ekonomi.
Selama debat televisi hari Minggu, Gibran Rakabuming berjanji bahwa lima juta pekerjaan hijau bisa diciptakan jika sektor hilir produk pertambangan lebih dikontrol dan diperluas. Dia mengatakan angka ini merupakan bagian dari 19,8 juta pekerjaan baru dari industri hulu, pembangunan yang adil, transisi energi hijau, dan ekonomi kreatif UMKM.
Dia menyebutkan bahwa industri hulu tidak hanya ada di sektor pertambangan tetapi juga di sektor pertanian, maritim, dan digital. “Pekerjaan hijau adalah tren untuk peluang kerja saat ini dan masa depan,” kata putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
AMELIA RAHIMA SARI
Klik di sini untuk mendapatkan pembaruan berita terbaru dari Tempo di Google News.