Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Ukraina memainkan peran kunci dalam kerusuhan anti-Israel di bandara di Dagestan, wilayah mayoritas Muslim, pada hari Minggu (29/10/2023). Puluhan demonstran, banyak dari mereka berteriak “Allahu Akbar”, merusak pintu dan penghalang di bandara Makhachkala pada hari Minggu, menyerbu landasan pacu dan mencoba menyerang penumpang Yahudi yang datang dari Israel.
“Rezim kriminal Kyiv memainkan peran langsung dan penting dalam melakukan tindakan destruktif terbaru ini,” kata Zakharova dalam pernyataan. Belum ada reaksi langsung dari Kiev terhadap tuduhan ini dan Kementerian Luar Negeri Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Kremlin sebelumnya mengatakan pada hari Senin bahwa kerusuhan tersebut merupakan akibat dari campur tangan pihak luar. Presiden Vladimir Putin akan mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan Rusia untuk membahas upaya Barat untuk memecah belah masyarakat Rusia.
Zakharova menyatakan bahwa “kecepatan dan reaksi” Presiden Volodymyr Zelensky terhadap kerusuhan tersebut adalah bukti langsung dari sabotase informasi yang dilakukan oleh pasukan khusus Kiev. Pada hari Minggu, Zelensky menyatakan bahwa kerusuhan itu bukanlah sebuah “insiden terisolasi di Makhachkala, tetapi bagian dari budaya kebencian Rusia yang meluas terhadap negara lain, yang disebarkan oleh televisi pemerintah, pakar, dan pihak berwenang.”
Zakharova juga mengatakan bahwa Kiev telah menggunakan mantan anggota parlemen Rusia, Ilya Ponomarev, untuk mengatur rencana kerusuhan tersebut. Ponomarev, yang melarikan diri ke Ukraina dan diberikan kewarganegaraan Ukraina pada tahun 2019, adalah seorang kritikus keras Kremlin. Dia mengklaim telah berada di balik sejumlah kelompok sabotase anti-Moskow dan tindakan partisan sejak awal konflik di Ukraina.
Sebelumnya, Ponomarev memberikan dukungan finansial kepada saluran Telegram bernama Utro Dagestan (Dagestan Morning) yang mengajak untuk melakukan protes di bandara pada hari Minggu. Namun, Ponomarev tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Sumber: AFP