Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, memastikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Ini merupakan bukti komitmen BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan melalui teknologi informasi,” ujar Mukti dalam Konferensi Internasional ke-17 ISSA tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Jaminan Sosial (ICT 2024), pada Rabu.
Mukti menyatakan bahwa sistem BPJS Kesehatan telah terintegrasi dengan lebih dari 950.000 saluran pembayaran dan 27.000 fasilitas kesehatan yang terdiri dari 3.000 rumah sakit, 22.000 puskesmas, dan 2.000 apotek.
Ia menjelaskan bahwa lebih dari 100 juta aliran data atau transaksi per hari tercatat dalam sistem BPJS.
“Para peserta merasakan banyak manfaat dari program JKN melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi,” katanya.
Mukti mengatakan bahwa penggunaan sistem online mengurangi waktu menunggu di antrean.
“Sebagai ilustrasi, sebelum menggunakan sistem antrean online, antrean di fasilitas kesehatan bisa mencapai delapan jam atau lebih. Sekarang, dengan antrean online, peserta dapat mengatur waktu menunggu mereka, sehingga mereka hanya menunggu sekitar dua jam,” ujarnya.
BPJS Kesehatan juga mengembangkan berbagai inovasi untuk meningkatkan layanan bagi peserta di fasilitas kesehatan, seperti penggunaan pengenalan wajah dan kecerdasan buatan (AI), serta antrean online yang terhubung dengan aplikasi JKN Mobile.
Di aplikasi tersebut, pengguna dapat memeriksa ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan jadwal operasi, serta mendapatkan rujukan.
Dalam upayanya untuk mencegah penipuan, BPJS Kesehatan juga memanfaatkan Sistem Klaim Verifikasi Digital berbasis AI bernama Vedika.
Selain itu, BPJS Kesehatan mengembangkan penggunaan biometrik, teknologi analisis data, dan pembelajaran mesin.