26.9 C
Jakarta
Sunday, November 17, 2024
HomeOtomotifMercedes-Benz Indonesia Memilih Lebih Menekankan Penjualan Mobil Listrik Daripada Hybrid

Mercedes-Benz Indonesia Memilih Lebih Menekankan Penjualan Mobil Listrik Daripada Hybrid

Mercedes-Benz Indonesia rupanya telah menetapkan fokusnya pada kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) daripada mobil hybrid, meskipun pasar mobil hibrida sedang berkembang pesat di dalam negeri.

Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi mereka dalam menghadapi perubahan tren global dalam industri otomotif, serta sejalan juga dengan rencana yang telah ditetapkan prinsipal Mercedes-Benz.

Demikian diungkapkan Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Marketing Communication & PR PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI).

Menurut dia, sebagai bagian dari strategi tersebut, Mercedes-Benz Indonesia berencana untuk meluncurkan dua model BEV baru setelah perayaan Lebaran dan menjelang akhir tahun.

“Tahun ini rencana total ada 10 mobil baru, ada yang facelift, ada yang All New Model, ada yang ICE (Internal Combustion Engine) ada yang BEV,” sebut pria yang akrab disapa Kari itu ketika ditemui di Jakarta Selatan, Senin (16/03/2024).

Sebagai catatan, sepanjang Januari dan Februari 2024, sudah ada dua mobil baru dari pabrikan berlambang bintang itu. Pertama adalah All New Mercedes-Benz CLE 300 4Matic Coupe AMG Line, dan berikutnya Mercedes-Benz GLA 200 Facelift.

“Nanti ada setelah Lebaran satu model performance car kita dari keluarga AMG, kemudian ada model BEV dan nanti menjelang akhir tahun ada model BEV juga,” sebut dia.

Menurutnya, dengan rencana peluncuran sepuluh mobil baru tahun ini, Mercedes-Benz Indonesia berusaha untuk memimpin dalam pasar kendaraan premium di Tanah Air.

Mercedes-Benz Indonesia memiliki rencana ambisius untuk tahun ini, dengan rencana peluncuran 10 mobil baru termasuk dua model BEV, maka diharapkan bisa merebut lebih banyak pangsa pasar kendaraan listrik di Tanah Air.

Meskipun penjualan BEV masih relatif kecil, dengan volume penjualan hanya mencapai 15 unit dari total 335 unit pada bulan Januari dan Februari, namun Mercedes-Benz Indonesia optimis bahwa permintaan akan terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mobilitas berkelanjutan.

Penjualan BEV di awal tahun ini disebutkan Kari memang masih terbatas karena keterbatasan pasokan dari pabrik induk di Jerman, dengan sebagian besar unit masih menggunakan VIN 2023.

Tetapi ia memprediksi kenaikan pasar otomotif di Indonesia akan terlihat di akhir April hingga Mei 2024.

“Februari itu kan ada pemilu, dam semua orang sepertinya menahan untuk membeli mobil sambil melihat situasi. Tapi setelah ternyata semua berjalan dengan lancar, di awal Maret mulai naik lagi, tapi kendalanya bulan ini ada libur Lebaran. Jadi saya pikir pasar akan baru mulai terlihat di akhir April setelah Lebaran,” kata dia.

Karenanya Mercedes-Benz Indonesia berharap dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan pangsa pasar BEV mereka.

“Karena untuk segmen premium, konsumennya cenderung bukan yang buru-buru harus beli atau ganti mobil baru. Mereka lebih ke arah melihat situasi, kalau semuanya stabil, baru mereka beli,” ucapnya.

Dengan kondisi seperti itu, menurut Kari jika kontribusi penjualan BEV di tahun 2023 baru sebesar 5 persen dari total sales Mercedes yang mencapai 3.203 unit, maka untuk tahun ini diproyeksikan bisa menyentuh 10-15 persen dari total sales hingga akhir 2024.

Tingkat kepercayaan diri MBDI sebut Kari ada beberapa faktor, satu diantaranya unit Mercedes-Benz EQE digunakan sebagai kendaraan dinas Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Setneg RI).

Meskipun ia tak mau menyebutkan berapa jumlahnya, namun dirinya berharap setelah Setneg, ada pihak kementerian lain di Indonesia yang juga menggunakan mobil listrik dari Mercedes-Benz.

Sebagai catatan, saat ini lini BEV Mercedes-Benz di dalam mencakup model EQA, EQB, EQE Saloon, EQS Saloon, dan EQS SUV.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengapa Mercedes-Benz Indonesia tidak bermain di segmen hybrid, mengingat tren penjualan kendaraan yang memakai meisn bensin serta motor listrik dan baterai ini sedang naik di Indonesia.

Kari menjelaskan jika keputusan ini juga sejalan dengan strategi global perusahaan dalam menghadapi perubahan arah pasar menuju kendaraan listrik.

Karenanya strategi yang diterapkan oleh Mercedes-Benz Indonesia adalah langsung menghadirkan pilihan antara mesin ICE dan BEV tanpa ada opsi HEV (Hybrid Electric Vehicle) maupun PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).

“Dulu kita punya model E300e plug-in hybrid, namun ternyata respon pasar tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, keputusan diambil untuk langsung melompat ke teknologi BEV selain ICE,” sebutnya.

Meskipun demikian, ia menyebut jika pihak otoritas tetap memperhatikan selera pasar lokal dan siap untuk memperkenalkan model hibrida jika terjadi permintaan yang signifikan di masa mendatang, karena secara model global ada juga yang masuk ke segmen ini.

Kari pun menjelaskan, tipikal konsumen BEV di Mercedes-Benz cukup berbeda dengan pembeli mobil listrik merek lain.

Karena seperti halnya kendaraan Mercedes-Benz bermesin bensin atau diesel, umumnya pembeli adalah mereka yang sudah mapan atau konsumen yang sebelumnya juga sudah punya model Mercedes-Benz.

“Jadi kayaknya bukan FOMO (Fear of missing out) karena sedang tren BEV lantas mereka beli, tapi kepada mereka yang mau beli BEV namun yang sudah tau kualitas dari Mercedes-Benz, atau mereka yang sebelumnya sudah punya Mercedes dan mau menambah model BEV, mungkin untuk harian, karena unit BEV kita kalau kondisi full baterai bisa sampai 500-600 km,” sebut Kari.

Walau populasi BEV dari pabrikan asal Jerman ini belum sebanyak mobil listrik dari merek Tiongkok, tetapi Kari memprediksi untuk tahun ini akan ada beberapa BEV dari Mercedes-Benz yang digunakan buat mudik Lebaran.

Hal ini lantaran infrastruktur jalan telah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir sehingga perkiraan konsumen yang biasanya mudik menggunakan pesawat terbang atau kereta api, akan menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Dan demi mengatasi infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik yang masih belum merata di seluruh negeri, Mercedes-Benz Indonesia telah bekerja sama dengan Voltron, penyedia stasiun pengisian daya terbesar di Indonesia, untuk memastikan ketersediaan fasilitas pengisian daya yang memadai bagi pengguna mobil listrik mereka.

Meskipun penggunaan mobil pribadi diprediksi akan meningkat selama musim mudik Lebaran, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan dan manfaat mobil listrik, termasuk kemudahan pengisian daya dan biaya operasional yang lebih rendah dalam jangka panjang.

Dalam upaya untuk meningkatkan adopsi mobil listrik di Indonesia, Mercedes-Benz juga menawarkan promo diskon untuk layanan servis dan suku cadang selama periode musim mudik Lebaran.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan insentif tambahan bagi para konsumen Mercedes-Benz yang mau mudik, baik menggunakan mobil ICE ataupun mobil listrik.

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER