Di Papua, khususnya di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, sedang terjadi tragedi kelaparan yang telah menyebabkan setidaknya 23 orang meninggal dunia sejak bulan Agustus 2023. Ribuan warga di 13 kampung di wilayah tersebut juga terdampak bencana kelaparan ini. Banyak keluarga yang kehabisan stok makanan dan mengalami gangguan kesehatan, bahkan ada yang meninggal dunia karena tidak mampu menanggung bencana kelaparan tersebut.
Area perkebunan juga diserang hama, menyebabkan gagal panen dan menghilangkan harapan untuk memetik hasil panen. Masyarakat setempat hanya mengandalkan sumber pangan lokal, khususnya ubi jalar, namun perubahan cuaca yang terjadi mengganggu produksi tanaman tersebut.
Bencana kelaparan tidaklah baru bagi masyarakat Papua. Sejak tahun 1970-an, Papua sudah pernah mengalami bencana kelaparan yang menewaskan sebagian warga. Curah hujan tinggi, cuaca ekstrem, dan serangan hama sering menjadi penyebab utama terjadinya kelaparan.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kelaparan di Papua, seperti menyalurkan bantuan pangan dalam bentuk beras. Namun, agar masalah kelaparan ini dapat diatasi secara berkelanjutan, diperlukan pembangunan yang lebih baik dan tata kelola anggaran yang benar. Selama ini, masih terjadi kesalahan dalam pengelolaan anggaran yang menyebabkan masalah kelaparan terus terjadi di Papua.
Selain bantuan pangan darurat, penting juga dilakukan pemberdayaan dan transfer pengetahuan kepada masyarakat Papua agar mereka dapat menciptakan lumbung pangan mandiri dengan tanaman lokal yang dimiliki. Dengan komitmen yang serius, kelaparan di Papua dapat dikurangi.
