29.5 C
Jakarta
Monday, November 18, 2024
HomeBeritaKlaim Zionis Israel Dibongkar dalam Buku Ini

Klaim Zionis Israel Dibongkar dalam Buku Ini

Hingga saat ini, Israel masih menerapkan kolonialisme pemukim (settler colonialism) di Palestina, negara di mana Baitul Makdis berada. Entitas penjajah ini didirikan dengan ideologi yang disebut zionisme. Filsuf Prancis, Roger Garaudy (wafat 2012), membedah kedok ideologi zionisme yang mendasari pendirian “negara” Israel. Semua ini dituangkan dalam bukunya Les Mythes Foundateurs de la Politique Israelienne yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Case of Israel (1983) dan dalam bahasa Indonesia dengan judul Kasus Israel: Studi tentang Zionisme Politik yang terbit pada tahun 1992.

Ketika menulis buku tersebut, pengajar University of Clermont-Ferrand (1962-1965) mengaku mendapatkan berbagai tekanan agar tidak menerbitkannya, mulai dari tuduhan mendukung Nazi, anti-Yahudi, hingga ancaman dibunuh. Dalam buku setebal 177 halaman itu, Garaudy menegaskan bahwa Israel tidak memiliki legitimasi apa pun, baik dari segi sejarah, kitab suci Abrahamik, maupun hukum internasional yang adil.

Garaudy mengatakan bahwa penting untuk memisahkan antara Yahudi dan zionisme (politik). Menurutnya, Yahudi merupakan sebuah bangsa yang berperadaban tinggi. Namun, pencetus zionisme, Theodor Herzl, mengkhianati ajaran-ajaran Yahudi karena telah mengatasnamakan “panggilan” zion.

Herzl menyerukan solusi “pembentukan satu negara Yahudi” untuk menjawab gelombang tuntutan anti-Yahudi utamanya di Eropa. Padahal, menurut Garaudy, penganut zionisme (choveve zion) sebenarnya hanya segelintir kecil kaum Yahudi yang merindukan hidup menetap dan beribadah di kawasan Yerusalem.

Herzl ternyata bukan seorang Yahudi religius, melainkan seorang agnostik. Ia menggunakan istilah zionisme bukan lantaran alasan agama, melainkan murni politik. Herzl memilih Palestina karena ia ingin memanfaatkan kecenderungan “para pencinta Zion”, dan (untuk) memperkuat gerakan yang sedang ia bentuk dengan jalan menarik dukungan suatu tradisi keagamaan, yang ia sendiri tidak percaya padanya,” kata Garaudy.

Banyak negara Arab menolak deklarasi “negara” Israel pada tahun 1948. Pada 5-10 Juni 1967, Perang Enam Hari pecah antara Israel dan belasan negara-negara Arab, yang hasilnya adalah kemenangan Israel.

Dengan demikian, zionisme Israel bermula dari pola pikir kolonialisme, yang ditentang negara-negara bangsa yang anti-kolonialisme, termasuk Indonesia.

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER