Nyeri kronis adalah masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Prevalensi masalah ini mencapai 12 hingga 45 persen dari populasi.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa nyeri kronis tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu secara fisik dan emosional, tapi juga memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.
Menurut dokter spesialis anestesi RSCM, Anggara Gilang Dwiputra, nyeri adalah suatu gejala yang timbul dari adanya suatu penyakit.
“Nyeri ini suatu gejala yang umum dirasakan oleh hampir, mungkin setiap orang pasti pernah merasakan nyeri,” ujar Anggara dalam peluncuran Executive Pain Clinic RSCM Kencana di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Lantas, nyeri seperti apa yang mengharuskan pasien segera periksa ke dokter?
Menanggapi hal ini, Anggara memaparkan bahwa nyeri yang umum biasanya masih bisa ditatalaksana dengan obat-obatan yang diminum seperti obat antinyeri.
“Nah, apabila sudah diterapi, sudah minum obat tapi ternyata nyerinya masih terus berlangsung, tidak membaik, atau bahkan bertambah berat nyeri yang dirasakan, itu bisa berobat ke Pain Clinic.”
Mengingat nyeri kronis atau nyeri parah dan tak kunjung sembuh dapat mengganggu produktivitas pasien, maka penanganan yang tepat perlu diberikan.
Hal ini sekaligus melatarbelakangi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana dalam meluncurkan Executive Pain Clinic.