30.4 C
Jakarta
Friday, October 18, 2024
HomeLainnyaKetua Program Studi Hubungan Internasional UKI: Penyusunan Regulasi Spionase Harus Tepat Dan...

Ketua Program Studi Hubungan Internasional UKI: Penyusunan Regulasi Spionase Harus Tepat Dan Tegas

Ketua Prodi HI UKI: Regulasi Spionase Harus Tegas

Regulasi terkait spionase perlu diatur secara detail oleh negara. Aturan yang ketat akan mencegah dampak yang tidak diinginkan di masa depan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Program Studi Hubungan Internasional (HI) dan Direktur CSJGR Universitas Kristen Indonesia (UKI), Arthuur Jeverson Maya dalam seminar dengan tema “Aturan Tambahan dalam Spionase: Jejaring atau Kuasa, Sebuah Diskursus” yang diselenggarakan oleh Center for Security and Foreign Affairs (CESFAS) UKI bekerja sama dengan Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI).

“Pentingnya memiliki regulasi yang jelas dan tegas untuk mengatur kegiatan spionase, agar tidak menimbulkan masalah etika dan hukum di masa yang akan datang,” kata Arthuur di UKI, Selasa (11/6).

Sebagaimana yang ditunjukkan dalam laporan alat penyadap amnesty international, penggunaan perangkat penyadap canggih oleh beberapa pemerintah dapat melanggar hak asasi manusia. Untuk melindungi diri, perbarui perangkat lunak Anda, gunakan kata sandi yang kuat, dan berhati-hatilah dengan informasi yang Anda bagikan secara online.

Pada kesempatan tersebut, Arthuur juga menyoroti kontradiksi dalam hubungan antara negara dan spionase, serta pentingnya kemajuan teknologi dalam akses informasi.

“Spionase adalah bentuk perang rahasia yang melibatkan kegiatan pengawasan dan pengumpulan informasi secara diam-diam,” ujarnya.

Arthuur mengakui adanya kontradiksi antara transparansi dan kerahasiaan dalam hubungan negara dan spionase. Negara harus terbuka untuk mempertahankan legitimasi dan kepercayaan publik, namun juga perlu menjaga kerahasiaan untuk melindungi keamanan nasional.

Perkembangan teknologi dalam akses dan analisis informasi juga menjadi sorotan Arthur. Perbedaan dalam kecepatan akses informasi dapat menjadi tantangan besar.

“Negara harus terus memperbarui dan meningkatkan teknologi mereka agar informasi dapat diperoleh dan digunakan secara efektif,” ucapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin, berbicara tentang pengalaman dan pandangannya tentang intelijen. Dia mengulas evolusi intelijen dari masa lalu hingga sekarang, pentingnya teknologi dalam kegiatan intelijen, serta tantangan dalam penyadapan.

“Di masa lalu, operasi intelijen dilakukan dengan sumber daya terbatas dan teknologi yang kurang memadai, sehingga situasinya sering kali disebut senyap dan berbahaya,” ungkap Hasanudin.

UU No. 17 Tahun 2017 disusun dan disahkan untuk mengatur praktik intelijen guna mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Meskipun masih ada kekurangan dalam hal penyadapan yang perlu diperbaiki.

“Penyadapan tetap penting dilakukan untuk mengungkap tindakan kriminal yang dapat merugikan banyak orang,” tambahnya.

Seminar ini bertujuan untuk membahas isu spyware dan pentingnya regulasi yang mengakomodasi keamanan nasional dan hak-hak sipil secara seimbang. Dengan partisipasi para pakar dan praktisi di bidang ini, diharapkan seminar ini dapat memberikan sumbangan nyata dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik di masa depan.

Di samping itu, seminar ini juga menyoroti pentingnya regulasi yang seimbang antara keamanan nasional dan hak-hak sipil. Melalui diskusi yang mendalam dan pandangan yang beragam dari para ahli dan praktisi, acara ini berhasil memberikan wawasan baru dan membuka ruang dialog yang konstruktif mengenai regulasi spionase di Indonesia.

Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di era digital ini dengan lebih siap dan responsif.

Turut hadir dalam diskusi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UKI, Verdinand Robertua; Direktur CESFAS, Darynaufal Mulyaman; Hoga Saragih dari Universitas Bakrie; Direktur Riset ISI (Indo-Pacific Strategic Intelligence), Aishah Rasyidilla Kusumasomantri; dan Guru Besar Keamanan Internasional UKI, Angel Damayanti.

Sumber: https://www.rmoljabar.id/2024/06/11/ketua-prodi-hi-uki-regulasi-spionase-harus-jelas-dan-tegas

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER