Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan kronologi penangkapan seorang warga bernama Budianto Sitepu alias BS yang berakhir dengan kematian. Penangkapan tersebut dilakukan tanpa dilengkapi administrasi penyidikan seperti surat perintah penyidikan atau surat perintah penangkapan. Informasi awal menunjukkan bahwa penangkapan dilakukan saat BS tertangkap tangan tanpa prosedur yang sesuai. Dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian BS terjadi saat petugas kepolisian melakukan penangkapan di sekitar Desa Semayang, Kabupaten Deli Serdang. Pihak kepolisian pun masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu lebih detail tentang kejadian tersebut.
Berdasarkan otopsi jasad BS yang dilakukan oleh RS Bhayangkara Medan, ditemukan pendarahan di kepala, otak, luka terbuka di pipi, dan luka di mata korban. Hasil visum tersebut menunjukkan adanya indikasi kekerasan menggunakan benda tumpul. Gidion juga menyampaikan bahwa dugaan penganiayaan terhadap BS juga terjadi saat dalam perjalanan menuju Mako Polrestabes Medan. Sebagai tindak lanjut, sejumlah personel Polrestabes Medan ditempatkan khusus untuk memudahkan proses penyidikan lebih lanjut.
Kasus ini bermula dari insiden di mana seorang anggota polisi menegur BS yang sedang minum-minum tuak di warung dan mendengarkan musik keras yang mengganggu ketertiban masyarakat. Insiden tersebut berujung pada ketegangan antara anggota polisi dan BS serta teman-temannya. Gidion juga menegaskan bahwa BS meninggal di rumah sakit bukan di tahanan atau kantor polisi. Proses penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kasus tersebut.
