Dugaan adanya peredaran narkotika dan penggunaan handphone secara ilegal di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Jakarta Pusat atau Rutan Salemba kembali mencuat. Isu ini semakin menguat setelah beredar sejumlah foto yang memperlihatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana dengan bebas menggunakan ponsel di dalam sel. Dalam foto-foto yang tersebar di media sosial dan grup percakapan, terlihat beberapa narapidana di Blok A Rutan Salemba tengah duduk santai sambil memainkan ponselnya. Beberapa di antara mereka tampak berfoto ria di dalam sel, seolah tidak ada pembatasan terkait kepemilikan alat komunikasi. Tak hanya itu, salah satu foto menunjukkan seorang narapidana dengan tiga unit handphone lengkap dengan kabel charger di dalam kamar sel, sementara yang lain menampilkan sekelompok pria yang diduga gangster berkumpul di salah satu ruangan dalam rutan, sibuk memainkan ponsel dan menggunakan earphone.
Menanggapi beredarnya foto-foto tersebut, Kepala Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat Salemba, Wahyu Trah Utomo, memastikan pihaknya telah mengambil tindakan tegas terhadap para narapidana yang kedapatan menggunakan handphone secara ilegal di dalam sel. Handphone disita dan para narapidana yang melanggar aturan diberikan hukuman sesuai ketentuan yang berlaku. Akan tetapi, banyak yang bertanya bagaimana narapidana bisa dengan mudah mendapatkan dan menggunakan handphone di dalam Rutan, mengingat aturan secara tegas melarang kepemilikan alat komunikasi bagi para warga binaan.
Kasus penggunaan handphone di dalam penjara seringkali dimanfaatkan oleh narapidana untuk menjalankan bisnis ilegal, termasuk transaksi narkoba. Hal ini menimbulkan keprihatinan dari masyarakat tentang efektivitas pengawasan di dalam lembaga pemasyarakatan. Reformasi dalam sistem pengawasan di lembaga pemasyarakatan dianggap penting untuk mencegah praktik ilegal terus berlangsung di balik tembok jeruji. Penegakan aturan yang tegas dan pengawasan yang ketat diperlukan agar situasi seperti ini tidak terulang di masa depan.
