Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menekankan pentingnya kearifan lokal Sumatera Barat sebagai kekuatan mitigasi bencana. Contohnya adalah ketahanan rumah gadang saat gempa Pasaman 2022, yang konstruksinya berdiri di atas batu terbukti lebih aman dibandingkan rumah modern. Suharyanto juga menyoroti rumah adat Nias dengan penyangga tiangnya yang tahan gempa, serta rumah panggung di Kalimantan yang efektif saat banjir. Dia berharap mahasiswa dan akademisi dapat menggali kearifan lokal di wilayah masing-masing untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Nenek moyang sudah memberikan kearifan lokal, terbukti saat gempa bumi di Pasaman 2022. Rumah gadang tahan gempa dan tidak dibangun di dekat pantai sebagai mitigasi tsunami.
Dalam upaya meminimalisir dampak bencana, kearifan lokal menjadi kunci penting. Suharyanto bersama BNPB menekankan pentingnya pemahaman dan penerapan kearifan lokal untuk membangun bangunan tahan gempa. Rumah Gadang dan rumah adat Nias termasuk dalam contoh bangunan yang tahan gempa karena konstruksi dan lokasinya yang strategis. Oleh karena itu, kearifan lokal harus tetap dijaga dan diteruskan agar masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi bencana yang datang. Itulah yang menjadi harapan dari Letjen TNI Suharyanto agar potensi lokal Sumatera Barat terus dimanfaatkan untuk kebaikan bersama dalam menghadapi bencana alam.