Peningkatan angka kematian pada jemaah haji menimbulkan keprihatinan, terutama akibat penyakit jantung. Dr. Agus menekankan bahwa aktivitas fisik yang berlebihan selama umrah, seperti berjalan jauh atau beribadah di bawah sinar matahari, dapat memicu serangan jantung. Oleh karena itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menekankan pentingnya pengelolaan diri yang baik, terutama bagi jemaah yang menuju puncak ibadah haji. Mengingat risiko kesehatan, Liliek menganjurkan agar jemaah, terutama lansia atau yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk membatasi ibadah sunah yang membutuhkan tenaga ekstra. Sebagai contoh, aktivitas seperti umrah berulang kali, tawaf sunah, perjalanan jauh ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, dan ziarah sebaiknya dibatasi. Menjaga kondisi fisik dan kesehatan menjadi prioritas utama, terutama dalam rangkaian ibadah haji yang diawali pada 4 Juni 2025.