Menurut Menteri Kesehatan Budi, penanggulangan stunting harus difokuskan pada enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak di Indonesia. Provinsi-provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Banten. Dengan menurunkan angka stunting di keenam provinsi tersebut sebesar 10%, diharapkan dapat menurunkan angka stunting secara nasional sebesar 4-5%, mengingat setengah dari total jumlah balita stunting berada di provinsi-provinsi tersebut.
Selain itu, Menteri Kesehatan juga menggarisbawahi pentingnya intervensi sejak masa kehamilan, terutama pada remaja putri dan ibu hamil. Hal ini merupakan bagian dari 11 intervensi spesifik di sektor kesehatan untuk mencegah stunting. Selain mengukur lingkar lengan dan kadar hemoglobin (Hb), pemberian tablet tambah darah dan suplementasi mikronutrien juga menjadi fokus program. Penguatan mutu pengukuran di Posyandu dengan dukungan 300.000 alat antropometri, promosi ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, dan imunisasi juga dilakukan secara masif untuk mendukung penanggulangan stunting.
Melalui berbagai program intervensi ini, diharapkan dapat mengurangi angka stunting di Indonesia dan memberikan pemahaman bahwa stunting bukan hanya terjadi setelah lahir, tetapi bahkan sudah terjadi sejak dalam kandungan. Upaya preventif sejak masa kehamilan diharapkan dapat mengurangi risiko stunting pada anak-anak di masa mendatang.