Auckland memiliki keberuntungan karena tidak mengalami kekalahan dengan selisih skor yang besar meskipun Bayern Munchen menguasai pertandingan. Statistik menunjukkan bahwa Bayern mencatatkan 31 tembakan ke gawang, dengan 17 di antaranya mengarah ke sasaran, dan memiliki penguasaan bola sebanyak 71 persen. Di sisi lain, Auckland hanya mampu mencatat satu tembakan ke gawang Manuel Neuer melalui tendangan rendah dari Angus Kilkolly.
Perbandingan antara Bayern Munchen dan Auckland tidak hanya terlihat dari segi performa di lapangan, tetapi juga dari sisi keuangan. Auckland melaporkan pendapatan sebesar 1,1 juta dolar Selandia Baru pada 2024, sedangkan Bayern memiliki revenue sebesar 810 juta pounds. Pemain Auckland memiliki batas gaji yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pemain Bayern Munchen, dengan pemain tertinggi di Auckland perlu waktu 117 tahun untuk menyamai gaji mingguan Harry Kane.
Berdasarkan data Transfermarkt, nilai skuad Auckland hanya sebesar 3,9 juta pounds, sementara skuad Bayern bernilai 769 juta pounds. Auckland menerima uang hadiah sebesar 2,6 juta pounds hanya untuk berpartisipasi dalam turnamen ini, sementara klub Eropa memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang hadiah yang lebih besar.
Sebagai wakil dari Oseania, Auckland berada di peringkat 5.074 dalam Power Rankings, sementara Bayern Munchen menempati peringkat keenam. Perbedaan ini juga terlihat dari komposisi pemain kedua tim, dimana skuad Bayern terdiri dari pemain-pemain besar dunia sementara skuad Auckland terdiri dari berbagai profesi seperti guru, agen asuransi, tukang cukur, tenaga penjual, penjual mobil, dan mahasiswa. Satu contoh menarik adalah bek kiri Auckland, Nathan Lobo, yang harus mengikuti ujian universitas dari kamar hotelnya selama turnamen berlangsung.