Kemenkes dan berbagai lembaga lainnya telah bergerak cepat dalam menangani kasus virus Hanta. Penyelidikan dilakukan oleh berbagai instansi seperti Kemenkes, Labkesmas Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Puskesmas Nagamprah. Virus Hanta sendiri merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, terutama melalui hewan pengerat seperti tikus. Penularan virus ini terjadi melalui kontak langsung dengan urin, tinja, air liur, atau sarang hewan pengerat.
Di Indonesia, virus Hanta hanya terdeteksi dalam bentuk HFRS. Gejala HFRS meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, tubuh lemas, dan jaundice atau kuning pada kulit dan mata. Sedangkan tipe lain dari virus Hanta, yaitu Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS), lebih umum ditemukan di Amerika dan memiliki gejala berupa demam, nyeri badan, lemas, batuk, dan sesak napas. Tingkat kematian virus ini berkisar antara 5 hingga 15 persen, bergantung pada strain virusnya. Menurut Aji, penyebaran virus Hanta dari manusia ke manusia belum ditemukan hingga saat ini.
