Saya berada di Shenzhen, China, untuk menjadi pembicara pada The 2025 International Symposium for One Health Research and Practice yang diselenggarakan oleh Griffith University bersama Southern University of Science and Technology dan Shenzhen Third People’s Hospital. Saya baru-baru ini menemukan sebuah artikel ilmiah yang menarik tentang kusta di China yang dipublikasikan pada Januari 2025 yang berjudul “Leprosy: A Disease That Has Never Gone Away”.
Diskusi mengenai apakah penyakit kusta akan punah atau tidak merupakan hal yang menarik untuk dipertimbangkan, terutama mengingat Indonesia adalah salah satu dari tiga negara dengan jumlah kasus kusta terbesar di dunia. China, meskipun memiliki populasi lebih dari 1 miliar orang, memiliki jumlah kasus kusta yang relatif sedikit. Tulisan ilmiah tersebut menggarisbawahi empat kegiatan penting dalam penanggulangan kusta di China, yaitu surveilans yang efektif, upaya pencegahan profilaktis yang tepat, diagnosis awal yang akurat, dan manajemen kasus kusta dengan baik.
Penting bagi Indonesia untuk mempertimbangkan pendekatan yang serupa agar dapat mengeliminasi kusta dari negara ini, terutama ketika sedang menjadi tuan rumah Kongres Kusta Internasional di Nusa Dua, Bali. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dilakukan oleh China, diharapkan penanggulangan kusta di Indonesia juga akan semakin efektif. Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor di Griffith University, berharap agar topik ini dapat dibahas secara mendalam pada Kongres Internasional Kusta di Bali tahun ini.