Fenomena cuaca dingin di tengah musim kemarau dapat memberikan risiko kesehatan yang meningkat bagi masyarakat. Ahli kesehatan, Wahid, mengingatkan pentingnya mewaspadai efek jangka pendek yang sering terabaikan dalam kondisi cuaca ekstrem. Menurutnya, selain menggigil, tubuh juga rentan mengalami penurunan daya tahan. Untuk mengurangi risiko tersebut, edukasi publik perlu ditingkatkan dengan cara memantau prakiraan cuaca secara rutin, menggunakan pakaian hangat terutama saat malam hari, serta menjaga daya tahan tubuh melalui pola makan sehat dan konsumsi vitamin.
Dokter dan ahli kesehatan lingkungan, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa perubahan suhu ekstrem secara signifikan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dengan adanya perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam, ketahanan tubuh dapat terganggu. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk beraktivitas di dalam ruangan tertutup saat hujan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan transmisi virus. Untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit, penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan pribadi, menggunakan masker, dan meningkatkan ventilasi ruangan. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, dampak buruk dari fenomena cuaca ekstrem dapat diminimalisir sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga.