Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen kuat Indonesia dalam melindungi kepentingan nasional, khususnya kesejahteraan para pekerja, di tengah tekanan ekonomi global yang meningkat dan sikap keras dari kekuatan besar. Dalam pidatonya pada peringatan ulang tahun ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Rabu malam (23 Juli) di Jakarta Convention Center, Prabowo mengakui bahwa negosiasi ekonomi—terutama dengan Amerika Serikat—tidak mudah, namun ia tetap bersikeras bahwa bertahan teguh adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai kepala negara.
“Dunia tidak dalam kondisi baik saat ini—kita tahu itu,” ujar Prabowo. “Ada perang di sana sini. Tapi Indonesia berupaya keras untuk menjaga keseimbangan. Kami non-blok. Kami menghormati semua, kami menginginkan hubungan baik.”
Beliau menekankan bahwa lanskap ekonomi saat ini ditandai dengan negosiasi keras dengan Amerika Serikat, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga untuk banyak negara.
“Ketika berbicara soal ekonomi, bukan hanya kita—setiap negara sedang menghadapi garis keras dari Amerika Serikat. Itu hanya fakta. Tapi kita harus menghadapinya,” tegasnya.
Prabowo menegaskan bahwa pendekatannya dipandu oleh kewajiban untuk melindungi pekerja Indonesia, terutama dari ancaman PHK massal.
“Pendekatan saya—tanggung jawab saya—adalah melindungi kepentingan rakyat Indonesia. Ini adalah kewajiban saya untuk melindungi warga negara kita,” katanya. “Dalam ranah ekonomi, saya harus memastikan tidak ada alasan bagi perusahaan untuk mem-PHK pekerja kita.”
Presiden juga mengatasi realitas sorotan publik, mencatat bahwa keputusan pemerintah seringkali dihadapi dengan kritik—terkadang membangun, terkadang tidak.
“Tentu, saya merundingkan, saya bernegosiasi,” ujarnya. “Selalu ada kritikus. Dan itu wajar—kita butuh kritik, kita butuh pengawasan. Tapi ketika berubah menjadi skepticisme tak henti-hentinya, itu lain hal. Seakan tidak ada yang kita lakukan yang pernah benar. Bahkan ketika kita berusaha melakukan pekerjaan yang baik, tidak pernah dianggap cukup baik.”
Meskipun dihadapkan dengan tantangan, Prabowo menegaskan bahwa kebijakan pemerintahannya akan tetap fokus pada ketahanan nasional, perlindungan pekerja, dan keterlibatan global yang adil—tanpa mengorbankan kedaulatan Indonesia atau mata pencaharian rakyatnya.