Pada akhir pekan lalu, Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengungkap motif pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ayah berinisial WD (24) terhadap dua anak kandungnya yang masih balita di Kecamatan Sungai Kunjang. Motif dari kejahatan ini adalah beban pikiran dan sakit hati yang dirasakan oleh tersangka terhadap istrinya karena masalah ekonomi. Kejadian tragis ini terjadi di rumah pelaku di Jalan Rimbawan I, Kelurahan Karang Anyar, pada Jumat 25 Juli petang. Menurut Kepala Polresta Samarinda, Komisaris Besar Polisi Hendri Umar, tersangka WD yang mengalami tekanan finansial berat setelah beberapa bulan tidak bekerja. Keadaan semakin rumit ketika istri pelaku menyatakan niat untuk pulang ke rumah orang tuanya dan meninggalkan kedua anak mereka bersama WD. Hal ini memicu sakit hati pelaku dan akhirnya menimbulkan tindakan nekat yang tragis.
Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, tersangka WD pertama kali menghabisi nyawa anak bungsunya dengan mencekik leher serta membekap mulut dan hidung korban di ruang tamu hingga tak bergerak. Setelah memastikan korban pertama sudah tidak bernyawa, pelaku menggendong jasadnya ke ranjang dan melakukan perbuatan yang sama terhadap anak sulungnya di lokasi yang sama. Kasus ini terungkap setelah nenek pelaku datang ke rumah dan menemukan kedua cucunya sudah tidak bernyawa dengan wajah membiru. Saat diinterogasi, pelaku mengaku melakukan tindakan tersebut karena kesalahan sebelum kemudian menyerang neneknya. Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal berlapis, termasuk Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Tersangka WD menghadapi ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun.
