Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menambah dan mengembangkan berbagai satuan baru di tiga matra, termasuk keenam Komando Daerah Militer (Kodam), 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan (Brigif TP), dan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP). Kebijakan penambahan satuan baru ini akan dikukuhkan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer pada Minggu, 10 Agustus 2025 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat. Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, rencana ini telah melalui kajian matang termasuk perhitungan anggaran.
Dalam pengembangan ini, Angkatan Darat merupakan yang terbanyak dengan penambahan 100 Batalyon Teritorial Pembangunan, sehingga terdapat penambahan jumlah personel. Namun, penambahan Kodam baru hanya melibatkan relokasi dari satuan yang sudah ada tanpa menambah personel baru. Contohnya adalah Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang sebelumnya berada di bawah Kodam I/Bukit Barisan, kini berdiri sendiri dengan struktur Korem dan Kodim sebelumnya dari Kodam II/Sriwijaya.
Pembentukan Kodam baru dilakukan untuk meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Darat dalam menjaga kedaulatan negara dan mendukung program pembangunan nasional. Penambahan kekuatan ini dilakukan secara bertahap dengan penataan personel dari batalyon yang sudah ada. Hal ini juga sebagai langkah untuk menyeimbangkan rasio kekuatan personel TNI AD dengan luas wilayah Indonesia yang besar.
Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer juga akan melibatkan peresmian 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan (Brigif TP) dan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) di seluruh wilayah Indonesia. Restrukturisasi yang dilakukan juga mencakup peningkatan status dan penambahan pasukan di tiga matra TNI, termasuk TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Semua perubahan ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan kekuatan pertahanan Indonesia.