Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemui massa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung pada Jumat malam. Dedi tiba dengan pengawalan aparat TNI-Polri dan menyampaikan pesan agar situasi tetap kondusif. Namun, demonstran merespons dengan teriakan ‘revolusi’ dan meminta agar Dedi tidak melakukan pemotretan terlebih dahulu.
Kedatangan Dedi Mulyadi yang dikawal ketat oleh aparat dan ajudannya mencuri perhatian para demonstran yang sedang beraksi. Saat berjalan mendekati massa, Dedi bahkan dilaporkan terkena lemparan botol air mineral, yang kemudian membuat situasi semakin memanas. Aparat keamanan kemudian mengamankan Dedi ke dalam Gedung DPRD Jawa Barat.
Dalam momen tersebut, Dedi Mulyadi berusaha untuk berkomunikasi dengan massa dan menghibur mereka. Dia meminta agar Gedung Sate, ikonik Jawa Barat, tidak dibakar sebagai bentuk penghormatan. Sebelumnya, massa telah membakar sebuah bangunan yang merupakan aset milik MPR RI di depan Gedung DPRD Jawa Barat.
Kejadian ini mencatatkan insiden kerusuhan di Kota Bandung yang memperlihatkan ketegangan antara aparat keamanan, demonstran, dan tokoh masyarakat seperti Dedi Mulyadi. Hal ini juga menunjukkan kompleksitas situasi politik dan sosial di Jawa Barat yang membutuhkan penanganan yang bijak dari pihak terkait.
