29 C
Jakarta
Sunday, September 21, 2025
HomeprabowoGratitude Shines in SPPG Kitchen: A Heartwarming Tale

Gratitude Shines in SPPG Kitchen: A Heartwarming Tale

Kisah Inspiratif di Dapur SPPG yang Penuh Haru

Di sebuah pagi di Serdang Bedagai, 30 Juli 2025, Aslina tidak bisa menahan tangisnya. Dengan tangan gemetar dan mata berbinar, wanita paruh baya tersebut menceritakan bagaimana hidupnya berubah. Saat ini, ia bekerja di Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cempedak Lobang, Sei Rampah, Serdang Bedagai—hanya beberapa langkah dari rumahnya.

“Direbutkan, Pak Presiden, karena membantu kami dalam kehidupan sehari-hari. Kami harap program ini bisa berlanjut selamanya,” ungkap Aslina, suaranya gemetar di antara tangis syukur.

Pada hari Rabu itu (30 Juli), Aslina berdiri dengan bangga ketika tempat kerjanya dikunjungi oleh Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution, dan beberapa pemimpin regional lainnya.

Sebelumnya seorang ibu rumah tangga dengan penghasilan nol, suaminya bekerja sebagai buruh dengan gaji yang pas-pasan. Hidup sederhana dan tanpa banyak harapan untuk perubahan. Namun sekarang, melalui keterlibatannya dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG), ia membantu menyiapkan makanan sehat untuk anak-anak sekolah di komunitasnya.

Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Normawati. Dengan senyum ceria, ia menggambarkan betapa bermaknanya kesempatan ini baginya.

“Alhamdulillah, saya sekarang punya penghasilan tambahan untuk mendukung suami saya. Dan pekerjaan ini dekat dengan rumah,” ujarnya sambil merapikan kerudungnya.

Dikenal dengan panggilan Norma, ia adalah ibu dari tiga anak. Dua di antaranya masih bersekolah—salah satunya di SMA dan yang lainnya di SD. Keduanya kini menerima makanan bergizi setiap hari melalui program MBG.

“Jadi anak-anak mendapatkan makanan sehat, dan ibu mereka membantu menyiapkannya,” tambahnya dengan bangga.

Manfaat program tersebut tidak hanya terbatas pada ibu rumah tangga. Shinta Ramadana, seorang wanita 21 tahun yang telah menganggur selama beberapa bulan, juga bergabung dengan tim. Kini ia bekerja dalam persiapan makanan, memotong sayuran, mencincang rempah-rempah, dan menyortir bahan-bahan—tugas yang dilakukannya dengan antusiasme yang besar.

“Saya biasanya bekerja mulai pukul 13.00 sampai selesai. Jika kami memasak di malam hari, kami mulai pukul 22.00. Saya bertanggung jawab terutama untuk persiapan,” jelas Shinta.

Aslina, Norma, dan Shinta hanya mewakili beberapa dari ribuan wanita yang hidupnya telah berubah melalui Program MBG. Menurut data Badan Gizi Nasional (BGN) per 28 Mei 2025, total 93.572 individu telah bekerja melalui inisiatif ini, bekerja di 2.378 unit SPPG di seluruh negeri.

Program MBG bukan hanya tentang menyediakan makanan bergizi—ini tentang pemberdayaan. Ini tentang dapur yang telah menjadi ruang harapan.

Source link

BERITA TERBARU

BERITA POPULER