Keberadaan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing menawarkan manfaat emosional yang tak terbantahkan bagi pemiliknya. Namun, di balik hubungan yang hangat dengan hewan peliharaan, terdapat ancaman serius yang perlu diperhatikan, yaitu infeksi cacing parasit yang dapat ditularkan ke manusia, dikenal sebagai zoonosis. Prof. Yusuf Ridwan, Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, menyoroti bahwa infeksi cacing parasit seperti Toxocara spp. dan Ancylostoma spp. masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah dengan interaksi intensif antara manusia dan hewan peliharaan.
Menurut Prof. Yusuf, anjing dan kucing dapat menjadi inang bagi cacing parasit zoonotik yang telurnya dikeluarkan melalui feses. Telur tersebut dapat mencemari lingkungan, kemudian tanpa disadari menginfeksi manusia dan hewan lainnya. Infeksi ini bisa menimbulkan gejala serius pada manusia, mulai dari gangguan pencernaan hingga komplikasi organ. Saat ini, pengendalian cacingan masih terutama dilakukan melalui pemberian obat cacing secara berkala. Namun, pendekatan ini belum cukup efektif untuk memutus siklus infeksi yang melibatkan lingkungan sebagai faktor utama.
Prof. Yusuf menjelaskan bahwa pengendalian infeksi cacing masih bergantung pada pemberian obat cacing secara rutin, namun hal ini tidak cukup untuk mencegah reinfeksi tanpa campur tangan lingkungan dan perubahan perilaku pemilik hewan. Oleh karena itu, penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk memahami dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna mencegah penularan infeksi cacing parasit dan menjaga kesehatan hewan peliharaan serta keluarga mereka.
