Pada 17 Juni 2025, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Badan Persaudaraan Antariman (DPP BERANI), Pdt. Lorens Manuputty, menyatakan keprihatinannya terkait pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang dianggap melukai para korban tragedi Mei 1998. Menurut Lorens, pernyataan tersebut bukan hanya salah tapi juga tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Tragedi Mei 1998 dianggap sebagai bagian penting dari sejarah Indonesia yang harus diakui, meskipun menyakitkan. Pengakuan terhadap peristiwa tersebut dianggap penting untuk menegakkan keadilan dan mencegah terulangnya kekerasan serta pelanggaran hak asasi manusia di masa depan. DPP BERANI, sebagai organisasi lintas agama, menyerukan kepada pejabat negara dan seluruh elemen masyarakat untuk bersikap bijak dan bertanggung jawab dalam menyikapi tragedi kemanusiaan masa lalu. Lorens menegaskan bahwa pengingkaran terhadap fakta sejarah bukanlah cara untuk rekonsiliasi, dan hanya dengan kejujuran dan pengakuan atas penderitaan korban, bangsa ini dapat pulih dan menjadi bangsa yang beradab.