Peningkatan asupan serat adalah hal penting untuk kesehatan pencernaan, namun bagi sebagian orang, perubahan tiba-tiba dapat menyebabkan perut kembung. Penting untuk memahami cara menyesuaikan pola makan secara perlahan agar tubuh dapat beradaptasi tanpa menimbulkan masalah gas di perut. Langkah pertama adalah menaikkan asupan serat secara perlahan, tambahkan sekitar lima gram per minggu hingga mencapai target harian yang disarankan untuk dewasa. Perlahan-lahan memberikan waktu bagi mikrobiota usus untuk beradaptasi dan mengurangi risiko kembung.
Selanjutnya, penting untuk memperbanyak minum air karena air membantu serat bergerak lebih lancar di usus dan mencegahnya menggumpal yang bisa menyebabkan rasa begah. Memilih serat larut seperti oat, apel, kacang, dan psyllium lebih disarankan untuk orang-orang dengan sensitivitas tertentu, sementara serat tak larut seperti dedak gandum atau sayuran mentah bisa menghasilkan lebih banyak gas.
Selain itu, saat meningkatkan asupan serat, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi garam dan olahan tinggi sodium karena garam berlebih dapat menahan air dan membuat perut terasa penuh. Beberapa faktor biologis juga dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kembung akibat serat tinggi, seperti perbedaan hormon dan mikrobiota usus. Kelompok-kelompok tertentu seperti orang dengan IBS, intoleransi FODMAP, atau gangguan motilitas lebih sensitif terhadap masalah kembung akibat serat.
Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter dianjurkan jika keluhan kembung akibat serat tinggi tetap berlanjut. Adapun faktor-faktor seperti usia, kurang minum, kurang gerak, dan lonjakan serat juga dapat memperbesar risiko kembung. Oleh karena itu, penting untuk personalisasi strategi makan agar masalah perut kembung dapat dihindari.