Dalam hubungan jangka panjang, perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi. Waktu membuat pasangan berkembang ke arah yang berbeda, sering kali menimbulkan pertanyaan tentang kecocokan mereka. Menurut Stephenson, pasangan pada dasarnya ingin bahagia dan stabil secara emosional, dengan tujuan besar yang sama namun dengan perbedaan detail kecil.
Pandangan berbeda tentang pendekatan dalam membesarkan anak seringkali menjadi sumber konflik serius dalam pernikahan. Torres menjelaskan bahwa perbedaan pandangan, nilai, atau cara mendidik bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan, bahkan salah satu pasangan bisa merasa kurang didukung. Hal ini tidak hanya membingungkan bagi anak, tapi juga dapat melemahkan otoritas orang tua.
Rasa bosan juga dapat menjadi pembunuh dalam sebuah hubungan, bahkan tanpa adanya konflik besar. Ketika antusiasme menurun, pasangan bisa lupa apa yang membuat hubungan terasa istimewa. Jika tidak diatasi, kebosanan dapat menggerus ikatan dan kedekatan dalam pernikahan.
Selain itu, keterampilan dalam menyelesaikan konflik juga penting dalam sebuah hubungan. Pertengkaran adalah hal yang normal, namun jika konflik terus terulang tanpa penyelesaian, itu bisa menjadi tanda adanya masalah dalam cara menyelesaikan konflik. Menurut Torres, kesulitan dalam menyelesaikan konflik seringkali disebabkan oleh komunikasi yang rusak, di mana pasangan sulit untuk menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka. Hal ini dapat menyebabkan emosi terpendam dan berkurangnya empati, membuat konflik berubah menjadi siklus saling menyalahkan dan defensif.
Kesimpulannya, menyadari dan menangani masalah-masalah umum ini dalam pernikahan dapat membantu mempertahankan kedekatan dan kebahagiaan dalam hubungan jangka panjang.
