Pada akhir bulan Agustus 2025, Polisi mengungkap bahwa bom molotov diletakkan secara strategis dalam kasus kerusuhan di Jakarta. Kepala Unit 2 Subdirektorat Kemanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Gilang Prasetya, menegaskan bahwa informasi terkait lokasi penyimpanan molotov berasal dari media sosial yang diunggah secara langsung melalui aplikasi pesan instant. Ujaran ajakan melakukan perusakan juga didukung oleh postingan sosok dengan inisial RAP yang dijuluki profesor dalam pembuatan bom molotov. RAP tidak hanya memberikan informasi cara membuat bom molotov, tetapi juga berperan sebagai koordinator kurir bom molotov di lapangan. Kasus ini melibatkan enam tersangka penghasutan aksi anarkis selama demo yang berlangsung sejak akhir Agustus 2025. RAP, satu dari tersangka tersebut, terlibat dalam penyebaran tutorial pembuatan bom molotov melalui media sosial pribadinya. Dengan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan, diharapkan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat dipertahankan dengan baik.
