Keamanan donor darah tidak hanya tergantung pada proses laboratorium, tetapi juga bergantung pada kondisi pendonor itu sendiri. Menurut dr. Elida Marpaung, M.Biomed, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) RSCM, calon pendonor harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum mendonorkan darah. Salah satu hal yang penting adalah memastikan tidur yang cukup sebelum mendonorkan darah, minimal 5-6 jam untuk menghindari pingsan setelah donor. Selain itu, penting juga bagi pendonor untuk jujur dalam mengisi formulir pendaftaran karena data yang tidak akurat dapat berdampak negatif pada hasil pemeriksaan darah.
Selain persiapan sebelum mendonorkan darah, terdapat syarat medis yang harus dipenuhi oleh calon pendonor, seperti usia minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun, berat badan minimal 45 kg, kondisi jasmani dan rohani yang sehat, serta tidak sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Dengan memenuhi syarat-syarat ini, mendonorkan darah dapat memberikan manfaat kesehatan seperti memperlancar peredaran darah dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Meskipun ada beberapa persyaratan dan persiapan yang perlu dilakukan, masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya. Proses mendonorkan darah adalah langkah yang positif dan bermanfaat tidak hanya bagi penerima darah tetapi juga untuk kesehatan sendiri. Hal-hal seperti ini penting untuk diperhatikan agar proses donor darah berjalan lancar dan aman bagi semua pihak.
