Pada minggu, 13 April 2025, I Wayan Agus Suwartama atau lebih dikenal dengan Agus Buntung resmi menikah dengan seorang perempuan di Lombok. Perempuan yang menjadi pasangan hidup Agus ini bernama Ni Luh Nopianti. Pada pernikahan tersebut, Agus dihadiri oleh kakak kandungnya, ibu kandungnya, serta keluarga dari mempelai perempuan. Kuasa hukum Agus, Ainuddin, juga memberikan konfirmasi bahwa pernikahan tersebut telah dilaksanakan sebelumnya, tetapi karena Agus tidak dapat hadir, maka pernikahan dilakukan secara adat.
Keunikan dari pernikahan ini adalah kehadiran Agus yang saat itu sedang ditahan di Rutan, sehingga diwakili oleh sebuah keris yang dibungkus dengan kain putih. Prosesi pernikahan ini dikenal sebagai Widiwidana, sebuah upacara penyatuan dua keluarga yang diakui oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Keris dianggap sebagai simbol laki-laki dalam tradisi pernikahan adat umat Hindu, sehingga pernikahan tersebut dianggap sah secara adat.
Sebelum prosesi inti pernikahan, keluarga mempelai pria bersama tokoh adat mendatangi keluarga mempelai perempuan untuk melakukan Mepamit, yaitu prosesi adat meminta izin agar mempelai perempuan dapat dibawa ke keluarga mempelai pria. Meskipun Agus tidak dapat hadir secara fisik, kehadirannya diwakili oleh keris sebagai simbol kehormatan dan kesetiaan laki-laki Bali yang dibungkus dengan kain putih.
Saat ini, Agus masih menjalani sidang dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi dalam waktu dekat. Agus didakwa melanggar Pasal 6A dan/atau Pasal 6C juncto Pasal 15 huruf E Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan menghadapi hukuman penjara serta denda sebesar Rp300 juta.
