Dosen Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, membantah bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, pernah menawarkan jabatan kepada rekan-rekannya di Universitas Pertanahan (Unhan). Teman kuliah S3 Hasto juga turut dihadirkan sebagai saksi meringankan di sidang kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan PAW DPR 2019-2024 di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat. Tim Penasihat Hukum Hasto, Maqdir Ismail, menanyakan hal tersebut namun Cecep menyatakan tidak pernah mendengar Hasto memberikan tawaran jabatan kepada rekan-rekannya.
Seiring dengan kegiatan bersama Hasto, Cecep mengungkap bahwa yang sering dilakukan Sekjen PDIP adalah berdiskusi mengenai geopolitik. Meskipun demikian, Cecep mengetahui bahwa Hasto pernah mengeluh karena namanya digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menjanjikan jabatan kepada orang lain. Namun, Cecep tidak mempertanyakan lebih jauh mengenai hal tersebut, menyatakan bukan kewenangannya untuk mengetahuinya.
Dalam perkara dugaan suap, Hasto didakwa bersama-sama dengan beberapa pihak lainnya, termasuk advokat Donny Tri Istiqomah dan mantan terpidana kasus Harun Masiku, memberikan uang sejumlah 57.350 dolar Singapura atau setara Rp 600 juta kepada Anggota KPU periode 2017-2022 Wahyu Setiawan. Uang tersebut diduga diberikan agar KPU menyetujui permohonan pergantian antarwaktu (PAW) Calon Legislatif Terpilih Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan (Sumsel) I atas nama Anggota DPR periode 2019-2024 Riezky Aprilia kepada Harun Masiku. Lebih lanjut, Hasto juga didakwa menghalangi penyidikan dengan cara memerintahkan beberapa aksi tertentu.
Dengan demikian, Hasto terancam pidana yang diatur dalam undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi.”>{{$final_paragraph}}
